Pages

22 Desember 2012

Short Story From Melaka #5

Surat Cinta Untuk Ibuk

Teruntuk ibu tercinta di seberang sana. Semoga Allah selalu menaungimu dengan cinta dan kasih-Nya.

Assalamu'alaikum wr.wb.
Ibuk, bagaimana hari-harimu disana? Sehat buk? Masih tetap semangat mengajar di sekolah kan buk?
Ibukku yang paling cantik sedunia, akhir-akhir ini aku sering bermimpi tentangmu, Buk. Apakah ibuk baik-baik saja disana? Semoga Allah selalu melindungimu, ibuk sayang.
Rasanya baru beberapa waktu yang lalu ibuk mengajarkan aku membaca alif-ba-ta-tsa dan A-B-C.  Rasanya baru kemarin aku ditimang-timang ibuk, dibuatkan susu, dimandiin ibuk, dianter pergi ke TK pas hari pertama masuk. Rasanya baru beberapa hari yang lalu ibuk mengambilkan raportku dan selalu tersenyum walaupun hasilnya tidak sesuai yang ibuk harapkan. Rasanya baru beberapa saat yang lalu ibuk mengantarkan aku ke asrama dan berusaha untuk menahan tangis saat meninggalkanku disana.
Ibuk, sudah banyak perjalanan hidup yang ibuk lewati hingga usiamu yang setengah abad. Merasakan kebahagiaan saat menerima lamaran seorang laki-laki yang kelak menjadi imam keluarga. Merasakan kebahagiaan saat seorang aku dan adik lahir. Saat melihat aku dan adik tumbuh hingga saat ini. Pun merasakan kesedihan saat harus merawatku dan adik di Rumah Sakit. Kesedihan saat berbulan-bulan merawat ayah karena sakit jantung. Namun, ibuk tidak pernah menunjukkan kesedihan itu. Ibuk masih bisa tersenyum saat aku dan adik sakit. Saat ayah sakit. Bahkan ibuk masih bisa menghibur kami dengan lelucon khas ibuk. 
Aku masih ingat saat itu, saat ibuk curhat pertamakalinya kepadaku. Hingga aku bahkan bisa merasakan kesedihan ibuk. Perasaan kesedihan yang sama pada setiap wanita jika berada pada kondisi yang ibuk alami saat itu. Aku menangis hingga tidak bisa mengeluarkan kata. Bahkan huruf 'A' pun rasanya susah keluar dari mulutku. Tapi ibuk malah memelukku dan menenangkanku. Ibuk masih saja berkata "sudah nangisnya jangan berlebihan. Nggak baik, mbak. Allah pasti memberikan solusi yang terbaik untuk ibuk dan kita semua. Tugas ibuk adalah berusaha memperbaiki. Selanjutnya serahkan ke Gusti Allah." 
Ibuk, sungguh engkau adalah perempuan terhebat di hidupku. Sumber inspirasi terbesar bagiku. Titi (panggilan saya untuk eyang putri) pernah bercerita "mbiyen Titi ndak maringi ijin kuliah nang ibukmu, Nduk. Tak kongkon kerjo ae, wong mbiyen Mbahkung akeh utange, duwite ndak enek gawe kuliah. Tapi, ibukmu panggah dipekso, dikongkon pakpuhmu sinau gawe ujian masuk Perguruan Tinggi'. Dasare ibukmu seneng sinau. Trus pakpuhmu panggah mekso Titi ngijini ibukumu kuliah. Yo bismillah mugo niate thollabul 'ilmi diparingi ridho teko Gusti Allah (dulu Titi tidak memberikan izin kuliah ke ibukmu, Nduk. Titi suruh ibukmu bekerja saja, karena dulu Mbahkung dulu banyak hutang, tidak ada uang buat kuliah ibukmu. Tapi, ibukmu terus dipaksa, disuruh sama Pakpuhmu belajar untuk ujian masuk Perguruan Tinggi. Memang dasarnya ibukmu senang belajar. Trus Pakpuhmu maksa Titi untuk ngasih ijin ibukmu kuliah. Ya bismillah, semoga niatnya thollabul 'ilmi diridhoi Gusti Allah)."
Ibuk, suatu saat nanti aku ingin seperti dirimu. Menjadi seorang ibu yang lemah lembut saat kami butuh kehangatan. Menjadi seorang ibu yang tegas saat kami butuh teguran. Menjadi ibu yang tough saat harus menggantikan posisi ayah. Ibuk tidak hanya menjadi ibu kami tetapi juga ibu bagi murid-murid ibuk di sekolah. Ibuk tidak pernah lelah mendengarkan curhatan murid-murid ibuk. Bahkan ibuk sudah seperti ibu kandung bagi mereka, menggantikan ibu mereka yang pergi ke luar negeri demi sesuap nasi. 
Sungguh mulia dirimu, ibuk. Ibuk rela tidak membeli baju baru, handphone baru, sepatu baru demi uang kuliahku dan uang sekolah adik, demi menjaga asap dapur tetap mengepul, demi membahagiakan kami.
Suatu ketika ayah pernah bercerita "mbak, ibuk itu sumber inspirasi ayah. Menjadi suami ibuk adalah kebahagiaan yang Subhanallah tidak bisa diukur nilainya. Kenapa? Karena ibuk sangat menjaga kehormatannya sebagai istri dan perempuan, yang segala sesuatu dalam hidupnya hanya untuk Allah. Ayah sungguh beruntung bisa menjadi imam seorang ibuk. Bahkan hanya dalam tiga kali bertemu ayah yakin bahwa ibuk adalah calon pendamping yang insyaallah sholihah bagi ayah dan anak-anak ayah nanti."
Semoga Allah selalu memberikan kesehatan kepadamu, ibuk. Selalu menjagamu dalam siang dan malam-Nya. Selalu memelukmu dalam kehatangan ridho-Nya. Barokallahu fii 'umriikum, wa fii hayatikum ibuk. Selamat berusia setengah abad ibuk. Cantikmu akan selalu berpendar dan terpancar dalam senyum cintamu ibuk sayang. 

Melaka, 23 Desember 2012
Salam peluk cium dari ananda di rantau :)
 

2 komentar:

  1. banyak hal hal sederhana yang romantis di hidupmu, Mbok. Sebaliknya, hal-hal yang sederhana itu, bagiku adalah sebuah yang rumit.
    Beruntung kamu bisa seromantis itu sama ibuk-ayahmu :)) #mewek

    BalasHapus
    Balasan
    1. karena menurutku semua yg terjadi itu adalah hal manis muti. Walopun itu pahit tetapi tetap terasa manis buatku :)
      Kenapa dibuat rumit muti? Malah mewek -______-

      Hapus

Nggak afdol kalo nggak menyisipkan beberapa kata :)