Pages

8 November 2012

Short Story From Melaka #4

Melaka Go GreenTech

Hello :)
Tak terasa sudah hampir tiga bulan saya berada di Melaka, salah satu kota warisan di Malaysia selain Georgetown,Penang. Selama dua bulan ini banyak sekali pengalaman baru yang saya dapat hingga saya bingung merangkainya menjadi satu cerita. Beginilah saya, apabila mood menulis sedang bagus maka apapun saya tulis, sebaliknya apabila mood menulis sedang buruk maka saya merasa kepala saya penuh dengan ide-ide yang kusut seperti tidak bisa dituangkan dalam bentuk kalimat. 
Dari Melaka ke negeri Pahang, singgah di Johor beli berangan
Quote di atas adalah cuplikan lirik lagu yang berjudul 'Joget Pahang'. Bukan, saya bukan mau cerita tentang Pahang. Tapi saya ingin menceritakan tentang salah satu negara bagian di Malaysia, Melaka. Pernah dengar Selat Melaka? Melaka di buku pelajaran Sejarah SD-SMA pasti sangat famous karena seringkali disebut. Bandar Melaka merupakan salah satu bandar paling ramai di Asia Tenggara pada masa penjajahan VOC dulu. Melaka merupakan negara bagian terkecil ketiga di Malaysia setelah Perlis dan Penang. Banyak tourism place yang berbau vintage di Melaka, ada Stadhuyst Museum, Christ Church, St. Francis Xavier Church, St. Paul Church, bisa juga menikmati indahnya Sungai Melaka dengan Malacca Rivercruise, Little India, Chinatown, Jongker Walk di malam hari ataupun hanya keliling kota dengan bas Panorama Melaka seperti foto-foto pada postingan sebelumnya. 


Malacca Map. Souce: http://www.melaka.net/images/malaysia_map.gif
Menurut saya, Melaka merupakan negara bagian Malaysia yang sangat strategis karena dekat dengan Kuala Lumpur dan Singapore. Dari Melaka menuju Kuala Lumpur hanya membutuhkan waktu 2 jam. Begitu juga perjalanan Melaka-Singapore hanya membutuhkan waktu sekitar 3 jam dengan menggunakan bus. Bisa dilihat di peta di atas bahwa jarak Melaka-Kuala Lumpur tidak begitu jauh. 

Perlu diketahui, negeri bagian Melaka sangat concern terhadap Green-Technology dengan dibuktikan pada tanggal 16 Mei 2011, kerajaan Melaka membentuk sebuah komite yang diberi nama Majlis Teknologi Hijau Negeri dengan visi 'Melaka Maju Negeriku Sayang, Negeri Bandar Teknologi Hijau'. 

Visi GreenTech yang diusung Kerajaan Melaka banyak terpasang di jalanan

Disini sudah diberlakukan peraturan 'Free Plastic Bag' yaitu kebijakan dari pemerintah untuk mengurangi penggunaan kantong plastik. Jadi jangan heran kalo pergi ke pusat perbelanjaan dan mbak-mbak kasir tidak menaruh belanjaan pada kantong plastik :D
Saat ini kerajaan Melaka sedang melakukan program pembangunan kawasan baru yang memiliki konsep GreenTech. Konsep ini dikenal sebagai Bandar Hijau Hang Tuah Jaya dengan tujuan untuk mengurangi pencemaran, menciptakan kualitas udara yang baik, serta penggunaan sumber tenaga alternatif yang ramah lingkungan. 

Lalu jangan kaget juga kalo sedang berjalan dan banyak mata tertuju pada Anda. Karena disini jarang sekali orang berjalan, kebanyakan mereka menggunaka kereta atau mobil sebagai transportasi mereka. Bahkan bisa dipastikan setiap rumah pasti memiliki minimal satu kereta. Karena disini kereta bisa dibeli menggunakan sistem kredit sampai 9 tahun. WOW! Namun inilah yang disayangkan, seharusnya pemerintah juga menyediakan fasilitas bagi pejalan kaki, mengingat kerajaan Melaka sudah menetapkan visi untuk GreenTech. Mungkin saran ini bisa dijadikan PR bagi kerajaan Melaka demi keberhasilan visi GreenTechnology :)

Nantikan cerita selanjutnya tentang kampus saya di sini, Universiti Teknikal Malaysia Melaka.. See you 

References:
Official Website Majlis Teknologi Hijau, http://www.melakagreentech.gov.my/, accessed at 7 Nov 2012
Bandar Hijau Hang Tuah Jaya, http://www.melakagreentech.gov.my/inisiatif-hijau/bandar-hijau-hang-tuah-jaya/, accessed at 7 Nov 2012
Official Portal Melaka State Government, http://www.melaka.gov.my/index.php/bi/government.html, accessed at 7 Nov 2012
Malacca-Wikipedia, http://en.wikipedia.org/wiki/Malacca, accessed at 7 Nov 2012

2 komentar:

  1. Artikel yang bagus Cimini. Saya bisa mulai ngikutin nih dari sekarang. Haha...

    Btw, kalo jadi pejalan kaki di Melaka musti ekstra hati-hati. Nyebrang di tempatnya, karena mobil disini ngebut bukan main kalo mereka ngerasa bener. Tapi kalo udah di deket zebra cross, mereka tetap kasih kesempatan pejalan kaki duluan. Istilahnya: Beri Laluan. Salah satu budaya baik yang sepertinya bisa kita contoh. CMIIW.

    Anyway, ane pertamax gan. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bang,ini kenapa pake url-nya ulearn -__-
      Iya bang,mobil disini emang serem,lajunya cepet banget. Iya bang,bener mereka masih mendahulukan pejalan kaki.
      Thanks udah komen bang :)

      Hapus

Nggak afdol kalo nggak menyisipkan beberapa kata :)