Pages

7 September 2012

Short Story From Melaka #2


Second day, 25 Aug 2012

Saya terbangun pukul 10.30 waktu setempat. Entah kenapa ngantuk sekali rasanya hingga baru terbangun jam segitu. Setelah beres-beres dan mandi, kami bertiga alias saya, mbak bita, dan eca pergi mencari sesuap nasi demi keberlangsungan hidup #halah Akhirnya kami menuju kedai mamak di ujung jalan, nama kedainya adalah kedai KS 'Kenang Selalu'. Mungkin itu doa dari pemilik kedainya ya, biar kedainya selalu dikenang sama pengunjungnya. Setelah memilih menu, saya memutuskan untuk memesan ayam madu karena sepertinya makanan ini tidak pedas, maklum saya punya maag dan karena jauh dari kampung halaman saya tidak ingin mencari gara-gara bagi lambung saya. Untuk minumnya saya pilih Teh O C yaitu teh dicampur dengan susu, karena saya nggak ngerti mau pesen apa lagi :"
Makanan pun diantar ke meja kami,first impression 'ini ayam dilumurin madu beneran ya,kok ada kuah supnya,nggak nyambung'. Suapan pertama,rasanya lumayan sih. Nasi lemak yang gurih dicampur sama ayam yang manis, not bad lah. Tapi lama-lama berasa eneg juga. Kenyang bangeeet.. Rasanya sampe malem pun nggak bakal laper deh.
Nasi Ayam Madu


Suasana Kedai
 Setelah selesai makan kami kembali ke asrama untuk kembali istirahat. Toko-toko di sini masih banyak yang tutup, maklum masih suasana lebaran kali ya, jadi masih mager mau buka toko. Hanya ada tempat beli lotre dan internet cafe yang sudah buka. Kami mengamati jalan disini naik turun seperti bukit, pantas saja tak ada becak disini. Capek kali ya tukang becaknya kalo harus ngayuh becak naik turun bukit.

Oiya, sekedar informasi. Di sini ada air minum isi ulang sendiri pake mesin. Untuk harganya itu tiap isi 500ml bayar 10 sen. Murah meriah ya. Entah kenapa di sini rakyat sepertinya makmur sekali. Selama dua hari ini saya belum melihat ada orang yang minta-minta di pinggir jalan, pengamen di dalam bus pun juga nggak ada.

Siang-siang pas lagi asik nulis di laptop, tiba-tiba Eca ngajakin bolang. Boleh juga deh, pengen tau Melaka Sentral yang dibilang Pak Ip kemaren. Akhirnya kami bertiga pun bersiap untuk melancong. Serasa turis di sini. Sewaktu kami ingin melapor ke tempat satpam asrama, kami dikira orang bagian Trengganu. Katanya kami sama sekali tidak mirip dengan wajah orang Indonesia. Emang selama ini wajah Indonesia yang mereka kenal seperti apa ya -.-"

Kami menunggu bus di halte bus depan kedai mamak. Memang benar kata Pak Ip, disini bukan bus yang menunggu penumpang tetapi penumpang yang menunggu bus. Lama sekali kami menunggu bus hingga ada taksi yang lewat, sopir taksi menanyakan kemana kami akan pergi. Kami bilang ke Melaka Sentral. Lalu sopir taksi bilang 'Melaka Sentral 3 ringgit'. Kami berpikir lama sekali, sambil hitung-hitung. Setelah itu kami putuskan untuk meng-iya-kan tawaran sopir taksi tersebut. Di sini biasanya taksi disebut dengan 'teksi' atau 'kereta sewa'.

Akhirnya setelah muter-muter ga tau ke arah mana, kami bertiga nyampe juga di Melaka Sentral. Tujuan utama kami adalah mencari provider mobile phone di sini. Sebelum itu saya nyoba ngambil uang di 7Eleven, di sana ada ATM Bersama, saya pikir bisa ambil uang di sana. Alhamdulillah, ternyata bisa juga ambil uang di sini. Setelah itu kami keliling mencari tempat penjualan provider ponsel. Kami menuju sebuah kios kecil, di sana ada seorang laki-laki mungkin usianya di atas saya sedikit. Sewaktu kami menanyakan tentang provider yang sering digunakan disini, dia sempat bingung dengan bahasa kami. Kemudian dia menjelaskan dengan bahasa Melayu dan gantian kami yang roaming. Nggak paham apa maksudnya. Lalu dia mengambil brosur dari salah satu provider dan menunjukkannya kepada kami. Brosur tersebut digunakannya untuk membantu menjelaskan apa yang dia maksud. Akhirnya kami sedikit-sedikit paham, begitu juga si mas penjual tersebut. Setelah kami bertiga berifikir lama, akhirnya kami memutuskan untuk membeli salah satu provider dengan anggapan provider tersebut lumayan murah buat telepon ke Indonesia, SMS, sekaligus langganan BlackBerry full service selama 1 bulan.

Setelah urusan provider selesai, kami menuju surau/musholla untuk shalat ashar karena waktu setempat sudah menunjukkan pukul 17.00. Setelah selesai shalat, kami menuju ke pengkhidmatan bus domestik atau terminal bus dalam kota untuk kembali ke asrama kami. Setelah bertanya mana bus ke Bunga Raya (nama tempat tinggal kami), akhirnya salah seorang sopir menunjuk ke arah sebuah bus. Setelah itu kami naik ke bus tersebut dengan membayar uang sebesar 1RM. Lalu kami duduk di tempat duduk paling belakang, karena hanya itu tempat duduk yang tersisa.

Sungguh rasanya masih tidak percaya bahwa saya sekarang sedang berada di negeri orang, bukan Indonesia, bukan kampung halaman saya, Trenggalek. Saya jauh dari orang tua, bukan hanya sebatas Trenggalek-Surabaya tetapi Trenggalek-Melaka. Beribu-ribu syukur serasa kurang jika dibandingkan dengan nikmat yang Allah berikan kepada saya. Selama perjalanan saya mengamati ke luar jendela, banyak bangunan tua gaya Belanda yang masih apik.Kami melewati sebuah bangunan yang berwarna merah, banyak becak-becak yang dihias di sana. Rasanya ingin turun, tapi kami harus pulang karena hari hampir petang. Kami juga melewati kampus UTeM Bandar, Dataran Pahlawan, dan entah mana lagi. Karena sudah 2 jam kami di perjalanan dan kami belum menemukan halte dekat tempat tinggal kami, saya merasa ada yang janggal 'jangan-jangan kami salah bus', pikir saya saat itu. Dan saat melewati sebuah jalan yang rasanya tak asing, saya berbisik kepada sahabat saya, Eca,'Ski, ini bukannya bangunan Melaka Sentral ya?' lalu Eca menjawab 'bukan cim, ini bukan Melaka Sentral'. Namun setelah saya menoleh lagi ke sebelah kanan saya, ada tulisan 'Melaka Sentral' di atas bangunan itu. 'Ya ampun, iya cim. Ini Melaka Sentral ternyata. Jadi kita muter-muter trus balik lagi ke sini. Ya ampuun..,' Eca baru tersadar. Kami bertiga pun tertawa sendiri. Lucu sekali, pengalaman pertama naik bus langsung nyasar, muter-muter keliling Melaka. Untungnya kami tadi cuma membayar karcis sebesar 1 RM.

Akhirnya kami bertiga pun kembali bertanya kepada orang-orang di sekitar terminal, bus mana yang memiliki tujuan Bukit Beruang. Ternyata nama daerah kami bukan Bunga Raya, tapi Bukit Beruang. Hahahaaaa.. Akhirnya setelah penantian lama. Sopir bus yang menuju Bukit Beruang pun datang. Dan kami naik bus tersebut, berharap agar tidak salah bus lagi.

Pelajaran yang bisa diambil: Sudah bertanya masih sesat di jalan apalagi kalo malu bertanya

4 komentar:

  1. ternyata kamu sudah berada di belahan bumi yang lain Mbokk ckck... *salut*

    Selamat ya, titip salam buat langit2 disana hahaha

    Selamat belajar dan bersenang-senang, jangan lupa jalan pulang yaaa :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mutii..alhamdulillah :)
      Trimakasih,sudah kusampaikan salammu kepada langit Melaka :D
      Selamat belajar dan bersenang2 juga :)

      Hapus
  2. Update lagi mbok kisah petualanganmu di sudut-sudut Melaka. ini aku nungguin lhooooo~~ ahahaha~~

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya muti..processing :D
      ditunggu yaa. Sebentar lagi dilaunch :)
      trimakasih mutiii

      Hapus

Nggak afdol kalo nggak menyisipkan beberapa kata :)