Pages

28 April 2012

From Daughter to Father

Happy sweet 52, ayah :)
May your life be full of joy, love and light. May your way be an endless wander through the miracles all along and interesting and well-hearted people cross it. May the only wrinkles you get those coming from honest laughter and the only memories of your heart consisting of passion and inspiration.
Actually, it's kinda late for saying 'happy birthday' to ayah. His day is 13 April and it's almost the end of April. But late is better than never, right? Okay ayah.. Happy birthday to you. You who always giving me a warm hugs when I was miserable. You who always telling me that life is about giving to others. You who always teaching me how to be a tough person. You who always support my own decisions. You who always pretending to be strong even you're not. 
Aku masih ingat saat-saat berdua di Vespa bersama ayah. Ayah yang selalu mengantarkanku les Sempoa dan EF dengan Vespanya saat anak-anak lain diantar dengan mobil orang tua masing-masing. Dan aku bangga. Ayah yang selalu mengajarkanku mandiri, mengijinkanku belajar jauh dari rumah mulai dari SMA yang di Malang, lalu kuliah di Surabaya. Bahkan Ayah pernah bilang," Ayah nggak masalah Mbak mau belajar ke ujung Eropa sekalipun, tapi pesan Ayah cuma satu. Dijaga shalatnya." Ayah dengan figur yang tegas, kuat, tapi penyayang. Ayah yang berjuang melawan sakit hingga akhirnya bisa sembuh. Ayah yang selalu bangunin mbak sama adek buat tahajud. Ayah yang tidak pernah terlihat lelah saat harus merawat ibu' ketika ibu' 2 bulan dirawat di RS. Ayah yang dengan tangan kokohnya memelukku saat aku pertamakali harus hidup jauh dari rumah. Ayah yang selalu terlihat kece dengan jeans Tommy Hilfiger dan Poloshirt-nya. Ayah yang terlihat berwibawa dengan setelan jasnya. Ayah yang selalu wangi melon :)
Ayah masih ingatkah Ayah saat aku pernah menangis dan mengatakan bahwa Ayah tidak sayang lagi kepada kami, jawaban Ayah saat itu adalah,"Cinta Ayah yang hakiki tentu saja untuk Allah, Nak. Setelahnya tentu untuk keluarga Ayah. Untuk Ibu, mbak, dan adek. Cinta Ayah untuk Ibu tentu jangan ditanyakan lagi. Cinta Ayah untuk mbak dan adek, apa juga harus ditanyakan?" Lalu Ayah mengusap air mataku dan memelukku :')
Ayah mencintai kami dengan caranya sendiri. Mungkin tidak seperti Ibu yang setiap hari bersuara nyaring mengingatkan makan, belajar atau ini itu. Cinta Ayah itu..hangat yang memberikan nyaman.
Semoga Allah selalu melindungi dan memberikan rahmat pada setiap langkahmu, Ayah. Memberikan kesehatan dan usia yang panjang. Menjadikan sisa umurmu barokah.


Love,




Nabila,your old daughter





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Nggak afdol kalo nggak menyisipkan beberapa kata :)